Sabtu, 14 September 2013

Pemerintah AS Berpaling ke Android Samsung



Pintuceria.blogspot..com - Lembaga keamanan pemerintah Amerika Serikat (AS) akan berhenti menggunakan BlackBerry sebagai alat untuk berkomunikasi. Pihak pemerintah bakal mengganti alat tersebut dengan perangkat buatan perusahaan asal Korea Selatan, Samsung.

Samsung, seperti dikutip dari Cnet, Jumat (19/7/2013), dikabarkan telah hampir menyelesaikan kesepakatan pertama dengan pemerintah AS untuk menyuplai perangkat Android. Sebelumnya, Samsung telah lulus uji keamanan dari Pentagon.

Dua lembaga keamanan yang diketahui akan menggunakan perangkat Samsung adalah FBI dan Angkatan Laut. Dikabarkan, Samsung telah melakukan negosiasi besar dengan FBI. Sedangkan, Angkatan Laut akan membeli dengan porsi yang lebih sedikit dari FBI.

Seorang sumber mengungkapkan bahwa semua perangkat Samsung tersebut nantinya akan dilengkapi dengan solusi keamanan Knox.

Melalui Knox, Samsung coba memecah anggapan yang menyebut ponsel Android rentan terhadap virus dan program jahat. Knox diklaim mampu melindungi data dan aplikasi, mulai dari email, browser, kontak, kalender, dokumen, hingga aplikasi bisnis.

Sistem Knox juga memiliki enkripsi AES 256-bit, mampu menciptakan jaringan virtual privat melalui sebuah aplikasi, dan meningkatkan kontrol manajemen perangkat.

Beberapa tahun lalu, BlackBerry "menguasai" pemerintah AS. Bagaimana tidak, perangkat buatan mereka digunakan secara eksklusif oleh beberapa lembaga. Namun, BlackBerry sedikit kesulitan terkait masalah kontrak dengan pemerintah dalam beberapa tahun belakangan.

Di bulan Oktober 2012, Pentagon mengumumkan, membuka kontrak eksklusif BlackBerry dengan vendor lain. Di bulan yang sama, salah satu lembaga keamanan di AS memutuskan untuk mengganti BlackBerry dengan iPhone - Pintu Ceria


Lihat Artikel ini di :
http://pintuceria.blogspot.com/2013/07/pemerintah-as-berpaling-ke-android.html

Gamer Jepang Digaji Rp 115 Juta untuk Bermain Game



Tokyo - Dalam dunia game, terdapat dua kategori gamer. Pertama gamer "normal", yakni mereka yang bermain game hanya sekedar mengisi waktu luang. Kedua, hardcore gamer, yaitu mereka yang bisa bermain game secara terus menerus, bahkan bisa menghasilkan uang.

Seorang pemuda di Jepang bernama Moru-chan adalah salah satu hardcore gamer. Pria ini digaji untuk bermain game oleh ArcheAGe, sebuah komunitas game online bagi para gamer, untuk bermain sebuah game. Jika ditanya berapa "penghasilannya", Moru-chan menjawab sudah mendapat US$ 10 ribu atau sekitar Rp 115 juta dalam waktu tiga bulan.

Profesinya ini didukung penuh oleh sang istri. Moru-chan menghabiskan 12 jam dalam sehari untuk bermain game online fantasi keluaran ArcheAge tersebut. Selama 12 jam, permainan Moru-chan akan dilihat oleh gamer yang terdapat pada komunitas itu. Biasanya, tayangan Moru-chan akan dijadikan "pedoman" untuk bermain game yang sama oleh para gamer lain. Mereka menganggap kemahiran Moru-chan sangat membantu saat para gamer kesulitan untuk bermain game tersebut.

Rekaman Moru-chan ketika bermain akan disiarkan secara langsung lewat situs game terpopuler di Jepang, Niconico, setiap malam. Dalam waktu tiga bulan ini, Moru-chan mendapat tanggapan positif antar sesama gamer. Namun, berkat "profesinya" ini, kini kehidupan privasi Moru-chan sudah mulai terganggu. Meski demikian, ia mengaku senang bisa menjadikan hobinya sebagai profesi.

Kehidupan sehari-hari Moru-chan terfokus untuk bermain game. Biasanya, Moru-chan bangun siang hari dan langsung bermain game. Ia akan menghentikan proses rekaman pukul enam pagi di hari berikutnya. Di waktu senggang, Moru-chan mempergunakannya untuk membalas komentar yang ada di blog-nya.

Sumber :  http://www.pulsk.com/311606/Gamer-Jepang-Digaji-Rp-115-Juta-untuk-Bermain-Game.html